Indonesia Discussion Forum berkerjasama dengan KBRI Tehran dengan sejumlah organisasi mahasiswa dan kemasyarakatan yaitu Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran, Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) Iran dan Gusdurian Tehran menyelenggarakan Dialog Kebangsaan dengan tema, “Masa Depan Demokrasi Indonesia dan Tantangan Zaman” pada Jumat (28/9). Bertempat di aula lantai empat kampus University of Islamic Sects Tehran ibukota Republik Islam Iran acara dibuka oleh Kepala Duta Besar RI untuk Iran dan Turkmenistan, Octavino Alimuddin.
Selain Dubes yang turut hadir sebagai keynot speaker, hadir pula sebagai pembicara Guru Besar Universitas Sunan Kalijaga Prof. Syafaatun Almirzanah Ph.D, Diplomat Politik KBRI Tehran, Priadji Soelaiman, Muhammad Habri Zein perwakilan HPI Iran, Ismail Amin perwakilan IPI Iran, Ketua Yayasan Ponpes Darul Muttaqien, Kiki Mikael, MA, kordinator Gusdurian Tehran Purkon Hidayat, dan kordinator Indonesia Discussion Forum, Muhammad Ma’ruf. Hadir pula pembicara tamu, Prof. Hojjatollah Ibrahimian sebagai perwakilan dari University of Islamic Sects Tehran yang sebelumnya juga memberikan sambutannya.
Dalam sambutannya, Octavino menyebutkan Indonesia sejak awal berdirinya sampai saat ini menerapkan sistem demokrasi. “Sejak tahun 1945 sampai sekarang di era Reformasi, setidaknya Indonesia telah menerapkan beberapa bentuk demokrasi, diantara demokrasi parlementer, terpimpin dan demokrasi Pancasila.”
Lebih lanjut Dubes menguraikan ciri-ciri demokrasi yang sehat. Menurutnya, demokrasi yang sehat mempunyai beberapa ciri diantaranya, kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat, pelaksanaan pemilu serta adanya jaminan penegakan hukum. Menurutnya kebebasan berpendapat dijamin oleh UUD 1945 dan sesuai dengan amanat Pancasila.
Menurutnya lagi, Indonesia sangat berpotensi menjadi salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. “Faktor-faktor pendukung demokrasi kita miliki dan sudah tersedia. Tinggal bagaimana kita mengolah kearifan dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan kerangka hukum. Semua pihak harus menghindari perpecahan bangsa demi kemajuan bersama.” Ungkapnya.
Seratusan mahasiswa dari kota Tehran, Esfahan, Qom, Masyhad, Lorestan dan Gorgan serta sejumlah WNI hadir memadati ruangan acara diskusi dan mengikuti jalannya acara sampai selesai. Diakhir acara dikeluarkan rekomendasi sebagai hasil diskusi. Acara ditutup dengan ramah tamah dan makan malam bersama.
0 Comments