Islam Mendukung Terorisme?

August 19, 2018

}

01:46

-Akar terorisme dan cara menanggulanginya-

Islam adalah agama rahmat, yang diturunkan Allah swt melalui Nabi Muhammad saw. Sebagai pembawa agama rahmat, Nabi Muhammad saw pun menyampaikan ajaran agama tersebut dengan penuh rahmat dan dibarengi dengan ketinggian akhlak. Baik kawan maupun lawan mengagumi dan mengakui keluhuran budi pekerti Rasulullah saw. Sebagai antitesa dari rahmat, tentu Islam datang untuk menolak kejahatan dan melawan kebatilan. Sebab kejahatan, penindasan dan kebatilanlah yang membawa umat manusia jatuh pada bencana, yang merupakan kebalikan dari rahmat.

Sejak pertama kali kemunculannya, Islam tak pernah berhenti memainkan peranannya memberantas serta melawan kebatilan yang selalu berupaya dengan tipu muslihatnya untuk membawa bencana pada kemanusiaan demi keuntungan segelintir orang saja. Namun herannya, Islam saat ini malah mendapat tudingan dan fitnah tanpa henti, yang menyebutkan Islam adalah agama kekerasan. Melalui berbagai media, baik film, lagu, karikatur, buku bahkan komik, Nabi Muhammad saw digambarkan sebagai pelaku teror dan mengajarkan umatnya untuk menjadi teroris.

Untuk membantahnya, sebenarnya sangat mudah. Pertama, Islam adalah agama yang menuntut penganutnya untuk memeluk Islam tanpa paksaan, harus diyakini dengan sukarela dan kesadaran sendiri. Sebagai agama samawi terakhir, Islam tidak memungkiri kebenaran para Nabi sebelumnya dan kitab-kitab suci yang bersama mereka. Lebih dari itu, Islam telah menjadikan keimanan kepada para Nabi, utusan Allah itu, dan Kitab-kitab Suci yang Allah turunkan kepada mereka sebagai salah satu prinsip fundamental yang tanpanya keimanan seorang Muslim tidak absah.

Yang menjadi persoalan sebenarnya, bukan dari pihak Islam. Sebab Alquran sendiri mengingatkan, justru pengikut Yahudi dan Nasranilah yang cenderung memusuhi dan membenci Islam. Bahkan memaksakan kehendak, muslimlah yang harus mengikuti keyakinan dan cara hidup mereka.

” وَ لَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْۗ . . . “

“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka . . . “ (QS. Al-Baqarah : 120).

Bahkan, dengan cara yang tidak fair, Islam diperkenalkan di Barat dengan cara yang irasional. Targetnya jelas, agar masyarakat Barat tidak tertarik mempelajari Islam. Terlalu sering kalangan media dan film Barat memotret dan menggambarkan Islam secara negatif.

Kedua, sebagaimana ditulis sebelumnya, Islam adalah agama rahmat, jadi tentu saja, Islam bertentangan dengan terorisme. Apa itu terorisme dan apakah Islam agama terorisme?. Teror atau Terorisme selalu identik dengan kekerasan. Terorisme adalah puncak aksi kekerasan, terrorism is the apex of violence. Bisa saja kekerasan terjadi tanpa teror, tetapi tidak ada teror tanpa kekerasan. Kaum teroris modern seringkali mengeluarkan pernyataan dan tuntutan. Mereka ingin menarik perhatian masyarakat luas dan memanfaatkan media massa untuk menyuarakan pesan perjuangannya. Dan dengan melihat dan mengkaji langsung ajaran Islam yang tertulis dalam Alquran dan melalui kitab-kitab  hadis, jelas Islam menentang terorisme dan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan.

Sirah Nabawiah sama sekali tidak menulis satu penggalan kisah pun dari Nabi Muhammad saw yang mengajarkan sahabat-sahabatnya untuk melakukan aksi teror terutama yang menargetkan korban dari kalangan anak-anak dan perempuan atau dari warga sipil secara umum. Bahkan kitab hadis sarat dengan perintah Nabi saw untuk tidak mengganggu warga yang lanjut usia, kaum perempuan dan anak-anak, bahkan sekedar merusak tanaman dan pepohonan dalam perang pun, Nabi Muhammad saw mengecam dan melarangnya.

Adapun yang dilakukan ISIS, Alqaedah, Taliban dan kelompok-kelompok yang kerap mengatasnamakan Islam namun menggunakan kekerasan dan pembantaian manusia tidak bersalah untuk mencapai tujuan, tidak bisa dikaitkan dengan Islam. Sebab harus dipisahkan mana Islam sebagai ajaran dan mana Islam sebagai tafsiran penganutnya. Islam dalam penafsiran kelompok-kelompok teroris jelas Islam yang salah kaprah, Islam yang ditafsirkan dengan hawa nafsu.   Sebenarnya sekarang pun sudah terungkap ISIS adalah sekumpulan orang yang menyebarkan teror dan terorisme bahwa mereka hanyalah boneka dari negara-negara Barat.

Sekarang, jika kita diperhadapkan kenyataan, bahwa yang menyebarkan teror benar adalah seorang muslim, yang juga bersyahadat dan menjalankan rukun-rukun Islam dengan baik, bagaimana kita menyikapinya?.

Manusia mempunyai hawa nafsu, bahkan orang beriman juga punya hawa nafsu dan keinginan sendiri, jika kata pepatah bahwa sabar tidak berujung dan ikhlas tidak terlihat, tapi tetap saja bahwa orang beriman pun mempunyai batas dalam bersabar.

Aksi teror dan aksi pemboman tahun belakangan ini termasuk yang terjadi di Indonesia yang melibatkan orang muslim sebagai pelaku, bisa dikatakan bermula dari aksi protes dan luapan amarah yang telah lama ditahan. Indonesia yang mayoritas umat Islam ini tentu saja paradoks, Islam yang menuntut pengikutnya agar tidak sama dengan hari ini dan besoknya harus lebih baik dan mengalami kemajuan, namun Negara Indonesia tetap saja tidak berkembang dan tidak maju yang mereka klaim penyebabnya, adalah pemerintah yang tidak becus mengelola. Negara dengan kekayaan alam yang melimpah, herannya justru terjerat hutang luar negeri yang mengggunung. Akhirnya dengan cara mereka, yang juga mendapat suntikan pemahaman ekstrimisme yang datangnya dari pihak-pihak yang hendak menggambarkan Islam sebagai agama kekerasan, mereka pun melakukan aksi-aksi teror untuk mewujudkan keinginan mereka. Karena itu, tidak ada asap jika tidak ada api. Sumber keresahan umat Islam di negeri ini yang harus dihilangkan. Caranya, tebarkan keadilan. Jalankan pemerintahan dengan jujur dan terbuka. Kebijakan-kebijakan yang tidak adil dan tidak memihak pada rakyat jelata yang mayoritas muslim harus dihentikan. Jika rakyat Indonesia yang mayoritas muslim ini mendapatkan keadilan, bisa dipastikan paham ekstrimisme dan kekerasan, tidak akan mendapat tempat di Indonesia, dan akan mati dengan sendirinya.

Diantara modus yang dapat menggaet orang-orang Islam untuk bergabung dalam jaringan teroris, adalah dengan menggunakan ayat-ayat  jihad dari Alquran mereka diiming-imingi dengan nikmatnya jihad, syahid dan surga untuk mereka yang mati syahid. Mereka yang mudah tergiur adalah mereka yang tidak punya Iman dalam hati mereka, tidak punya Iman dalam pikiran mereka, tidak punya Iman dalam mata, mulut, telinga, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh mereka. Yang mereka punyai, hanya lisan yang mengaku bahwa mereka orang Islam.

Bagaimana cara agar kita tidak mudah terpedaya dan akhirnya masuk dalam jaringan terorisme tanpa kita sadari dan menganggap itu adalah perjuangan Islam?.

Pertama, dengarkanlah ilmu-ilmu serta pendapat-pendapat dari berbagai majelis ilmu. Namun, kita harus pintar memilah dan memilih ilmu-ilmu yang mana sajakah yang patut kita ambil dan kita amalkan. Bagaimana cara kita memilih dan memilah sedangkan kita saja tidak tahu mana ilmu yang baik mana yang buruk? Ikuti Alquran dan Assunah (Ahlul Bait), dalam dua pedoman tersebut kita bisa tahu semua ilmu-ilmu yang telah kita kumpulkan dari berbagai majelis-majelis taklim yang telah kita ikuti, bahkan tentang ilmu sihir yang banyak merugikan orang lain pun telah Allah terangkan dalam Alquran.

ادْعُ إِلٰى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ  ۖ  وَجٰدِلْهُمْ بِالَّتِى هِىَ أَحْسَنُ  ۚ  إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِۦ  ۖ  وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl 16: Ayat 125)

Makna dari kata “hikmah” pada ayat di atas adalah “ilmu” dalam arti kita tidak usah jauh-jauh kemana harus mencari. Sudah jelas, cukup mengikuti jalan Nabi, sahabat dan keluarganya, sebagaimana yang dijelaskan terang dalam Alquran dan kitab-kitab hadis maka kita pun akan lurus jalannya, sementara jika mencari jalan lain selain itu, maka yang akan ditemui adalah penyimpangan dan kesesatan.

Mari kita lanjutkan perjuangan Islam sesuai dengan amalan yang diteladankan Nabi dan orang-orang yang mulia dan lurus dari agama ini. Mari kita memahami Islam sebagaimana pemahaman mereka yang memang dalam sejarah menorehkan catatan emas bagi peradaban manusia. Bukan dengan cara teror dan kekerasan, yang justru hanya menguntungkan musuh untuk menebar fitnah pada Islam.

Terakhir, cara paling mudah untuk menghindari jeratan terorisme adalah cukup kenali diri sendiri. Lihatlah kedalam hati sendiri, Allah itu lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri, Insya Allah jika Allah ada dalam diri kita, dalam hidup kita, jalan manapun yang kita tempuh akan selalu terang dan mudah. Sebab Allah swt adalah sumber segala kebaikan dan kasih sayang.

Dzikry Al-Jihad

Kadep. Humas dan Broadcasting IPI Iran 2018-2019

Artikel Lainnya

Komentar

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *