Gema Ramadhan di Langit Persia

May 19, 2018

}

16:24

Mungkin sebagian dari kalian sudah tidak asing lagi jika menghabiskan bulan penuh berkah Ramadhan di Kota Madinah atau Mekkah, Tetapi apakah kalian sudah pernah menghabiskan Ramadhan di negeri para mula lainnya seperti Iran? Letak geografisnya memang sama-sama di Timur Tengah akan tetapi kenyataannya budaya dan tradisi di Iran cukup berbeda.

Iran terletak di Asia Barat Daya, berdekatan dengan Teluk Oman, Teluk Persia, dan Laut Kaspian antara Pakistan dan Irak. Sistem pemerintahan di Iran menerapkan kedaulatan Islam. Karena itulah sebagian besar penduduk Iran menganut agama Islam serta Iran juga masuk urutan ke-17 di dunia sebagai salah satu saksi atas perubahan dan dimulainya peradaban dunia dan penyebaran agama. Kemahiran masyarakat Persia dalam berperang di zaman itu tidak diragukan lagi hingga menyisakan banyak kisah kolosal, tempat, serta kerajinan budaya yang tertinggal sebagai saksi dan jejak sejarah yang dijadikan kebanggaan masyarakat sekitar. Hal ini juga sebagai salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing untuk berkunjung ke negara Iran hingga saat ini.

Memulai suasana puasa di Mashhad, Iran. Sebelumnya, Mashhad merupakan salah satu kota pariwisata urutan keempat di Iran setelah urutan pertama sampai urutan ketiga di tempati oleh Isfahan, Tabriz dan Shiraz. Berbeda dengan ketiga kota teratas yang menawarkan budaya serta arsitektur tempat peninggalan bersejarah, Mashhad menawarkan suasana yang tak kalah menarik dengan hal di atas. Mashhad terkenal dengan perjalanan dan pengalaman spiritual dengan adanya tempat beribadah Imam Reza Holy Shrine sebagai satu icon kota Mashhad. Biasanya setiap tahun di Imam Reza Holy Shrine diadakan berbagai macam kegiatan spiritual di bulan Ramadhan yang diikuti baik penduduk sekitar maupun luar, seperti itikaf, buka puasa bersama, serta tadarusan Qur’an dan tafsir Qur’an.

Suasana itikaf di Masjid Goharshad

Itikaf adalah ritual ibadah yang mengharuskan seseorang untuk berdiam diri atau bertafakkur di masjid agung selama tiga hari atau lebih dalam keadaan berpuasa. Ritual ini sering dilakukan di bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan. Memasuki bulan Ramadhan, masjid-mesjid agung di Iran salah satunya di kota Mashhad yaitu Masjid Goharshad, Imam Reza Holy Shrine, mengadakan itikaf. Selama itikaf berjalan mereka sudah disediakan fasilitas seperti Qur’an dan buku-buku doa, makanan sahur dan iftar, serta ada kegiatan muhasabah diri yang diisi oleh seorang syeikh.

Zulbiyah dan Bumiyeh

Tak jauh berbeda dengan budaya Indonesia yang menyediakan takjil di berbagai masjid, di Iran pun melakukan hal yang sama, ditambah lagi puasa di Iran terbilang cukup lama dengan durasi 18 jam menahan haus dan lapar belum lagi di musim panas, dikarenakan itu Iran menawarkan makanan seperti, kurma, bamiyeh, zoolbiyah, shir berenj, teh, gulab, dan buah-buahan. Takjil yang sekiranya membuat tubuh kita selalu stabil. Ada yang menarik dari menu buka puasa di Iran salah satunya zulbiyah dan bumiyeh, manisan ini merupakan salah satu ciri khas dari negara Iran. Biasanya dikeluarkan hanya

pada saat bulan puasa. Bentuknya bulat manis terbuat dari tepung gandum dan tepung beras.

Al-Qur’an diturunkan di malam Lailatul qadr maka di bulan suci Ramadhan ini penduduk mengadakan tadarusan bersama, biasanya dilakukan di malam hari dari jam 10 malam hingga menjelang sahur jam 3 pagi tetapi sebagian tempat ada juga yang mengadakan di pagi hari. Namun, tidak terasa Irannya jika tidak mencoba tadarus di Masjid Goharshad yang tidak hanya membaca Al-Qur’an saja namun ada berupa munajat-munajat di tengah-tengahnya.

Tadarusan di Masjid Goharshad

Masjid Goharshad

Choi Sholawati

Satu lagi yang tak kalah menarik di bulan puasa yang berbeda di negara-negara lain, yang cuma bisa di dapatkan di Iran dan sekitarnya. Namanya Choi Sholawati. Choi yang berarti teh dan Sholawat yang bermakna bershalawat. Tradisi ini sudah lama dan ada sejak beberapa tahun silam, ini sangat menarik, mereka menawarkan teh secara cuma-cuma dan biasanya bisa kita temui di jalan-jalan raya atau di tempat keramaian lainnya. Kenapa dinamakan Choi Shalawati karena kita hanya perlu membayarnya dengan bershalawat. Biasanya stand-stand ini ada pada hari peringatan tertentu saja, seperti wiladah, syahadah dan bulan puasa.

Itulah beberapa pengalaman dan kegiatan yang bermanfaat yang bisa kita lakukan selama berada di negara Iran. Selain bisa mendapatkan makna spiritualnya, kita juga bisa mendapatkan pengalaman menarik lainnya.

Profil Penulis:

Abidah Pulana adalah mahasiswi S1 Kalam Almustafa International University, Maktab Narges Mashhad, yang juga merupakan staff Departemen Humas dan Broadcasting IPI Iran. Abidah dapat disapa di akun Instagram @pulanabidah

Artikel Lainnya

Komentar

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *