Sejak kasus pertama COVID 19 ditemukan pemerintah Iran di kota Qom pada 19 Februari 2020 selama sebulan peningkatan kasus melonjak sedemikian cepat dan saat ini (pertanggal 21 Maret 2020) Kementerian Kesehatan Iran menyebutkan ada total 20.610 kasus, 1.556 meninggal dunia dan 7.635 yang berhasil dipulihkan. Dengan data ini, Iran tercatat sebagai salah satu negara dengan kasus kematian tertinggi di luar Tiongkok.
Faktor yang menyebabkan kasus terinfeksi COVID 19 di Iran begitu tinggi, diantaranya penyelenggaraan Pemilihan Umum dua hari setelah kasus pertama COVID 19 diumumkan, kebijakan pemerintah yang menolak melakukan lockdown sebagaimana di negara lain yang berhasil menekan laju penyebaran wabah, mobilitas warga yang tetap tinggi dengan tetap beraktivitas di luar rumah dan perayaan tahun baru Persia yang membuat warga tetap cenderung melakukan kerumunan.
Dalam melakukan pencegahan, pemerintah Iran tidak mengambil kebijakan lockdown dengan alasan ekonomi. Dengan diberlakukannya embargo dan sanksi ekonomi dari Amerika Serikat, perekonomian Iran menjadi bergantung pada pergerakan ekonomi warganya. Pemberlakuan lockdown menurut pemerintah Iran akan menimbulkan efek baru yang jauh lebih parah, karena itu pemerintah berharap pada ketaatan warganya untuk menerapkan program social distancing dan isolasi secara mandiri. Pemerintah Iran meliburkan sekolah dan mengurangi jam kerja, untuk menghindarkan masyarakat banyak melakukan aktivitas di luar rumah.
Untuk melakukan pencegahan, Iran juga memproduksi masker dan hand sanitizer secara massal dan membagikannya secara gratis. Dengan pelibatan militer dan kepolisian, penyemprotan cairan disinfektan rutin dilakukan setiap hari di tempat-tempat publik yang tetap aktif. Pemerintah juga aktif melakukan pengontrolan dan pemeriksaan kesehatan termasuk melakukan test corona sampai 12 ribu setiap harinya. Sementara untuk penanganan, pemerintah Iran membangun dan membuka rumah sakit darurat khusus penanganan penderita Corona. Melakukan isolasi kepada warga yang tersuspect Corona dan memproduksi obat yang disebut mampu menyembuhkan pasien terinfeksi Corona. Disebutkan obat tersebut telah menjalani proses ujicoba dan telah digunakan kepada sejumlah pasien. Pasien terinfeksi disebutkan mengalami peningkatan kondisi kesehatan dalam 2-3 hari setelah sebelumnya mengalami kondisi kritis. Bahkan disebutkan, salah seorang warga Iran, seorang nenek tua yang berusia 104 tahun dinyatakan sembuh total setelah mengkonsumsi obat tersebut dan bisa kembali ke rumah.
Dengan penanganan yang serius, Iran berhasil menyembuhkan 7.635 pasien dengan tingkat keberhasilan penyembuhan mencapai lebih dari 30%, tertinggi bahkan dari negara yang jauh lebih maju seperti Italia dan Amerika Serikat.
Hanya saja, patut disayangkan, setiap harinya dengan kasus baru hampir selalu mencapai 1000 kasus, lebih dari 100 warga setiap 24 jam yang tidak bisa diselamatkan nyawanya. Penyebabnya adalah kekurangan layanan kesehatan seperti peralatan medis dan obat-obatan dikarenakan Iran tidak mampu melakukan belanja peralatan medis dan obat-obatan di luar negeri karena sanksi berat yang diterapkan Amerika Serikat atas Iran. Keterbatasan yang dimiliki membuat Iran tidak mampu memberikan pelayanan maksimal pada ribuan pasien yang terinfeksi Corona secara bersamaan. Karena itu, yang diharap oleh pemerintah Iran untuk menahan laju penyebaran wabah adalah ketaatan warga terhadap imbauan pemerintah, untuk tetap berdiam di rumah atau menerapkan social discanting secara ketat dan menggunakan pelindung kesehatan ketika harus ke luar rumah. Sehingga penularan lebih parah bisa dicegah.
Belajar dari kondisi dan situasi berat yang dihadapi Iran, IPI Iran mengimbau kepada masyarakat Indonesia di tanah air untuk mengikuti arahan dan imbauan pemerintah dan otoritas kesehatan sepenuhnya. Berdiam di rumah atau menerapkan sosial distancing secara ketat ketika harus keluar rumah adalah cara terbaik untuk menghindarkan diri tertular wabah Corona dan menjadi medium tertularnya virus kepada orang lain.
Berikut imbauan IPI Iran 2019-2021 secara lengkap terkait kasus pandemi COVID 19.
Banyak hal
yang berseliweran dalam pikiran kita namun tidak cukup hanya diungkapkan secara
lisan. Sedangkan pikiran atau pun rasa tersebut terasa ganjil apabila hanya dengan
berbicara. Masih banyak hal yang belum dapat terungkap karena beragam ihwal.
Keberanian yang lenyap seketika sebelum kita sempat mengutarakannya dan ada
kemungkinan apa yang kita sampaikan tidak dapat dijangkau dalam waktu, jarak
atau pun rasa.
Ada metode lain yang bisa kita gunakan dalam mengungkapkan hal yang tak dapat terungkap yakni melalui tulisan, merangkai kata-kata dalam bait yang terikat oleh irama dan rima menjadi sebuah puisi indah dan penuh makna. Tutur kata dalam puisi mampu mencakup banyak makna, suara hati sarat semantis. Banyak pujangga dunia maupun negeri yang telah menorehkan banyak karya dan puisi mereka yang tetap dinikmati hingga saat ini.
Taman
Chairil Anwar, Maret 1943
Taman punya
kita berdua
tak lebar
luas, kecil saja
satu tak
kehilangan lain dalamnya.
Bagi kau dan
aku cukuplah
Taman
kembangnya tak berpuluh warna
Padang
rumputnya tak berbanding permadani
halus lembut
dipijak kaki.
Bagi kita
bukan halangan.
Karena
dalam taman
punya berdua
Kau kembang,
aku kumbang
aku kumbang,
kau kembang.
Kecil, penuh
surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia
Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini
Taufik Ismail, 1966
Tidak ada
pilihan lain
Kita harus
Berjalan
terus
Karena
berhenti atau mundur
Berarti
hancur
Apakah akan
kita jual keyakinan kita
Dalam
pengabdian tanpa harga
Akan maukah
kita duduk satu meja
Dengan para
pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap
kalimat yang berakhiran
Duli Tuanku
?
Tidak ada
lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan
terus
Kita adalah
manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan
tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah
berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul
banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan
bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang
tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu
pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada
lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.
Oh Maula-Ku
karya : Yusuf Ali Agustin
Tak ada gelap…
Tak sekelam jauh darimu
Tak ada terang
Tak secemerlang kasihmu…
Tak ada riang, di relung sukma ku…
Ketika santiranmu, mulai memudar
nan lenyap…
Kau buatku rindu, seraya
Mengobral kesemrungahan ini…
Ku berharap,
Kau tetap menjadi senja…
yang menenggelamkan semua,
termasuk nafas ini…
Kini… yang tersisa…
hanya aroma do’a tawa…
dan semerbak harum air mata…
Ku mencari suaramu…
Dalam keterenyuhan, penuh sanjungan…
lalu ku mencari wujudmu…
Tetapi bukan sekedar celoteh ‘wujud’ yang mereka rundungkan…
dan amat terus ku mencarimu…
sehingga kuasa,merangkul
keabadian bersamamu
Oh Maula-Ku
Puisi untuk Dare
karya : sz
Serpihan
lara
Inilah ketika
cinta tak berpenghujung
Menggurat
luka dalam sekeping hati yg kemarin sempat berangan
Membuat
langkah lunglai tak bertenaga
Membuat
udara tak lagi terasa dan tatapan hambar tak bertujuan
Haruskah aku
teriak merobek malam
Haruskah ku
bangunkan setan-setan yg malas menggangu selembar iman
Namamu tak
lagi jadi puisi dalam roman ku
Sebaliknya
telah menjadi ilalang tajam yang membelah keinginan
Menunggumu
rasanya membuang umur yang tersisa
Tapi jauh
meninggalkan mu rasanya membuang cerita indah yang telah ada
Inilah
dilema cinta yang kini jadi teman setia
Wahai malam,
temanilah aku bernyanyi
Wahai udara
Koyaklah
hatiku yg telah lantak
Biar sakitku
semakin kentara
Matipun sambil memeluk lara
Silaturahim
karya: haidareljihad
Aku Indonesia
Kamu pun Indonesia
Begitu juga mereka, Indonesia
Kita tidak saling mengenal
Namun, di kala itu kita saling
berbagi dan memahami
Tawa-tiwi telah tergambarkan
Sedih patah hati telah terukir di hati
Saat itu, di Amman
Silaturahim itu terjadi saat itu
Silaturahim terikat kuat kala itu
Silaturahim itu menjadikan keluarga yang satu
Dan di Amman-lah
Sekeping hatiku tertinggal
Siapa Kamu
karya : haidareljihad
Tersadar langit begitu biru
Berasa dalam hati ada kamu
Tersentuh angin hari biru
Ternyata hari ini pun ada kamu
Tersedu malu aku merasakanmu
Gundahku hilang, ada kamu
Tidurku tenang, ada kamu
Setiap langkah aku pergi, ada kamu
Susah nikmatku, selalu ada kamu
Ada kamu, aku malu
Tiada kamu, aku rindu
Kamu… Akankah kita bertemu??
Indonesia,Cerdikiawan
Karya : Hamba Allah
Banyak ragam terbilang
Semua bersatu padu katanya
Indonesia memang kuat
Kuat dilawan bangsa sendiri
Bisakah kita tetap mengasihi walau membiru?
Sempatkan tuk pulang ke beranda
Kabarkan kepada siapa saja yang berkuasa
Di tanah air ini
Sebarkan tafsir pluralisme yang hakiki
Indonesia, Cerdikiawan
Menggarungi Jalan Menyatakan Mimpi
Karya : salsa
Kabut yang pekat membungkus suasana
Menutupi jalan menuju mimpi
Aku menengok kebelakang
Sadar bahwa aku telah melangkah sejauh ini
Jalanan penuh bebatuan tajam
Tanjakan terjal
Ditemani hujan es, badai, angin dan kekhawatiran
Setimbun rasa ingin tahu ku mencapai puncak impian
Membuatku lupa rasa sakit diotot ku
Lupa rasa sakit setelah ku tengok sepatu kesayangan hasil tabunganku telah berlubang hingga bisa kulihat ibu jari kaki ku berdarah
Mungkin perjalanan ini butuh istirahat
Ku telaah kehidupan bersama jujurnya kopi yang pahit
Embun itu mereda dan kulihat jalan
Hanya ada satu jalan
Hanya ada satu pilihan
Tetap ku garungi jalan itu menuju nyata nya mimpi
Kamu
Karya : unknown
Sinaran surya, hangat dirimu
Malam yang indah, langit yang megah
Mata yang binar, dihiasi bintang-bintang
Angin yang syahdu, menerbangkanku
Mengantarkan ku padamu puan
Semesta raya, merayakan dirimu
Bersemarak dekat dan penuh
Semoga riuhnya bergemuru di udara
Bertanya-tanyalah kau curiga
Dari mana asal suara
Dari sini, dari aku
Hanya itu
Karya : salsa
Ketika senja mulai menyemburatkan warnanya
Jiwa-jiwa tertunduk merenung atas apa yang sudah ia lakukan
Memikirkan hal apa yang harus mereka berikan untuk sebuah pertanggung jawaban
Langit mulai menyerap pandangan-pandangan
Dan perasaan campur aduk
Yang tak sanggup di ucap oleh bibir
Para makhluk bertekuk lutut
Tersungkur
Terbata-bata mengingat perih
Pada akhirnya, tidak ada yang tersisa
Pada akhirnya, hanya Tuhan lah itu sendiri, dengan kemurnian
Hanya itu untuk mengimani-MU yang tersimpan dalam kalbu
Puisi adalah karya sastra sarat semantik, kamu bisa membacanya berulang-ulang untuk memahami maknanya, bisa jadi ketika pertama kali kamu memembacanya dengan yang kedua kali memiliki arti berbeda. Puisi bisa dimaknai dengan berbeda tergantung ilmu pengetahuan, pengalaman ataupun pola pikir.
SELAMAT HARI PUISI INTERNASIONAL, SELAMAT BERPUISI.
Selasa 18 Februari 2020 Iran resmi mengkonfirmasi kasus infeksi Corona pertama di Iran yang diidap dua pasien lanjut usia di rumah sakit Kamkar Arabnia Qom, sekitar 120 km dari Tehran. Sehari kemudian dua pasien tersebut meninggal dunia. Berita kematian dua penderita Corona begitu cepat menyebar. Dikarenakan hanya berselang satu hari dari pelaksanaan Pemilu anggota parlemen yang ke-11, banyak yang percaya bahwa kematian dua pasien tersebut dengan sebab terinfeksi Corona adalah hoax untuk mengerus partisipasi publik di bilik-bilik pemungutan suara.
Kehadiran jutaan pemilih di tempat-tempat pemungutan suara, diklaim menjadi penyebab jumlah penderita infeksi Corona di Iran meningkat secara cepat. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamanei mengapresiasi parsipasi rakyat Iran dalam pemilu yang tidak menjadikan ketakutan terinfeksi Corona menjadi alasan tidak menggunakan hak pilih. Ia juga meminta kepada pemerintah agar segera mengatasi penyebaran dan efek virus Corona agar tidak dimanfaatkan musuh-musuh politik Iran.
Atas perintah tersebut, pemerintah Iran bergerak cepat. Dengan mengkampanyekan tagar “Corona akan kita kalahkan!”, pemerintah Iran membangun rasa optimis dan menjamin akan mengatasi masalah nasional oleh Corona dengan segera. Presiden Rouhani menunjuk Wakil Menkes Iran Iraj Harirchi mengepalai satuan tugas khusus mengatasi Corona, yang kemudian dikarenakan aktivitas padat, kenekatan terjun langsung ke lapangan dan disibukkan oleh agenda rapat yang tiada henti, Iraj Harirchi sendiri terpapar Corona dan harus diistrahatkan di rumah.
Berikut langkah-langkah yang diambil pemerintah Iran dalam proyek bersama mengatasi penyebaran dan efek virus Corona:
Pertama, meliburkan sekolah-sekolah, hauzah ilmiah (pusat pendidikan keagamaan) dan kampus-kampus universitas. Mengurangi jam kerja kantor-kantor pelayanan publik. Kedua, menyediakan rumah sakit dan ambulance khusus untuk penanganan warga yang terjangkiti Corona. Di Tehran saja ditetapkan 18 rumah sakit khusus menangani pasien Corona dan 50 ambulance.
Ketiga, Presiden Rouhani menandatangani dana khusus ‘perang melawan Corona’ sebanyak 2 Trilyun riyal. Keempat, dalam hitungan hari membangun pabrik yang mampu memproduksi 100.000 botol larutan dan 35.000 gel disinfektan pada setiap kerja. Melibatkan tentara dalam memproduksi masker dan Iran tercatat mampu memproduksi 300 ribu masker dalam setiap shift kerja. Yang kesemuanya (masker dan cairan disinfektan) dibagikan gratis ke masyarakat. Pemerintah juga mampu mengendalikan harga masker di pasaran, sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang irasional untuk sebuah masker.
Kelima, melibatkan tentara, polisi, dan sukarelawan dalam melakukan penyemprotan cairan disinfektan di tempat-tempat publik setiap harinya. Di stasiun, dalam kendaraan publik (bis, metro, kereta api), masjid, sekolah-sekolah, stadion olahraga dan jalan-jalan umum.
Keenam, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di tempat-tempat publik dengan pelibatan santri dan mahasiswa dengan menggunakan alat khusus pendeteksi pengidap virus Corona. Ketujuh, aktif melakukan kampanye menjaga kebersihan dan kesehatan diri kepada masyarakat, melakui iklan layanan masyarakat, poster, himbauan dimedia cetak dan elektronik serta menyampaikan langsung ke masyarakat.
Kedelapan, membuka diri menerima bantuan dan tawaran kerjasama dari negara lain dalam proyek nasional perang melawan Corona. Iran telah menerima kedatangan tim medis dari China beserta paket bantuan untuk turut menangani penyebaran dan efek mematikan virus Corona di Iran.
Kesembilan, pemerintah Iran sangat transparan terkait kasus virus Corona disaat beberapa negara lain memilih menutupi kasus dengan mengorbankan kesehatan warganya untuk keuntungan ekonomi dan tujuan politik. Penyelenggaraan Pemilu yang sisa dua hari bahkan tidak menghalangi pemerintah untuk mempublish kasus kematian pertama akibat Corona di Iran. Keterbukaan dan transparansi yang dilakukan Iran demi menjaga kesehatan warganya dimanfaatkan negara-negara luar dengan membesar-besarkan kasus Corona dengan maksud merusak perekonomian dan meningkatkan represi politik kepada Iran. Tidak terhitung berita hoax terkait virus Corona di Iran yang menjadi konsumsi publik internasional melalui media-media mainstream dunia.
Kesepuluh, ketersediaan informasi yang benar terkait efek virus Corona adalah kebutuhan penting masyarakat. Karena itu pemerintah Iran bertindak tegas terhadap penyebar hoax dan pihak-pihak yang sengaja menciptakan kekacauan dengan maksud mengerus kepercayaan publik kepada pemerintah. Puluhan penyebar hoax telah dijebloskan ke penjara, dan hukuman berat telah menanti. Diantara media-media anti Iran seperti BBC-Persia dan Iran International kerap memplintir dan mendistorsi berita untuk menggambarkan bahwa kondisi di Iran lebih parah dari Wuhan. Amerika Serikat sendiri memanfaatkan kasus Corona untuk lebih menghantam Iran.
Kesebelas, pemerintah meluncurkan tiga proyek baru untuk menciptakan vaksin dan obat ampuh Corona. Para peneliti, dokter dan ilmuan Iran telah berkali-kali mendulang kesuksesan dalam memproduksi sejumlah vaksin penyakit mematikan, termasuk influenza dan penangkal virus HIV-AIDS, karenanya Iran percaya dalam waktu yang tidak lama, vaksin dan obat ampuh penangkal Corona segera ditemukan dan diproduksi besar-besaran.
Iran memang setidaknya tercatat sebagai negara dengan angka kematian akibat virus COVID-19 tertinggi di luar Tiongkok, ini karena transparansi Iran mengenai jumlah warga yang terpapar Corona dan aktifnya tim medis melakukan pengecekan kesehatan bahkan sampai rumah ke rumah, namun tetap harus dicatat bahwa pasien pengidap Corona diluar Tiongkok yang berhasil disembuhkan tertinggi juga terdapat di Iran. Dengan berhasil memulihkan lebih dari 200 penderita, tingkat keberhasilan Iran 20% masih lebih tinggi dari Korea Selatan dan Italia yang tingkat pemulihan pasien hanya di angka 0,8% dan 4,4 % dari total kasus yang ada. Belajar dari Iran, penyebaran Corona tidak semestinya disikapi secara reaktif dan pharanoid namun juga memang jangan sampai meremehkan. Virus COVID-19 tetap virus mematikan dan berbahaya, namun bukan berarti tidak bisa diatasi.
Aktivitas masyarakat Iran masih berjalan sebagaimana mestinya. Tidak ada kota yang di karantina. Mobilitas warga tetap tinggi. Tidak ada kepanikan warga sampai harus memborong bahan makanan seolah-olah negara menghadapi musim paceklik. Media-media asing yang berkepentingan merusak ekonomi dan mencitrakan Iran negatiflah yang sibuk menyebarkan informasi hoax bahwa terjadi kekacauan di Iran bahkan Iran sudah seperti kota mati. Kehidupan masih berjalan normal di Iran, karena rakyat percaya kepada pemerintah yang benar-benar bekerja dalam memerangi Corona. Pemerintah yang tidak hanya meminta rakyatnya mengencangkan doa, namun juga mengencangkan ikhtiar untuk bersama-sama memerangi keganasan Corona.
Badai Corona, pasti berlalu….
Ismail Amin
Presiden Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran 2019-2021